Langsung ke konten utama

Bawang Goreng Palu yang Meruntuhkan Iman

Lebay. Apa hubungannya bawang merah dengan iman?

Tidak ada. Ini hanya istilah saya saja yang terpikat oleh bawang goreng Palu. Saya itu bukan penyuka bawang goreng. Tidak terlalu suka jika dalam masakan ada bawang gorengnya. Apalagi kalau melihat orang nyemil bawang goreng. Apa enaknya? Kayak enggak ada cemilan lain.

Itu sebelum saya mengenal bawang goreng Palu. Oleh-oleh khas daerah Palu, Sulawesi Tengah. Suatu hari seorang kawan yang baru pulang dari dinas ke Palu memberi saya oleh-oleh tersebut. 

"Aku cuma bawa ini dari Palu. Suka enggak?"

"Enggak bawa yang lain?" tanya saya.

"Enggak. Itu oleh-oleh khas sana. Enak loh!"

"Ya udah deh gak apa-apa. Daripada enggak dikasih oleh-oleh," sahut saya.

Cukup lama oleh-oleh itu tersimpan dalam tas. Sampai suatu pagi saya terburu-buru akan pergi ke sebuah acara. Harus sarapan tetapi sudah tidak sempat membuat apalagi membeli sarapan. Ingin masak telur bosan.

Tiba-tiba saya ingat ada bawang goreng di tas. Langsung saja saya ambil dan dibuat lauk dengan campuran kecap manis. Rasanya? Seperti abon sapi. Enak.

Bawang goreng Palu

Saya pikir karena lapar jadi terasa enak. Tetapi saat saya cemilin, bawang goreng ini memang beda. Gurih, renyah, kering dan besar-besar. Mantaplah. Wah, runtuh sudah pendapat saya tentang bawang goreng. Sejak itu saya suka bawang goreng. Khususnya bawang goreng Palu ini.

Maka mencari tahulah saya tentang bawang goreng Palu. Ternyata bawang goreng Palu ini memang istimewa sejak dari dalam kandungan eh dari dalam tanah. Artinya hanya bisa tumbuh di lembah Palu dan lembah Sigi. Tidak bisa ditanam di daerah lain. Meskipun masih satu wilayah Sulawesi Tengah.

Bawang goreng Palu yang renyah

Palu merupakan ibukota Sulawesi Tengah. Daerah ini dilewati oleh garis khatulistiwa. Disebut juga kota lima dimensi. Yakni terdiri atas lembah, laut, sungai, pegunungan dan teluk.

Di bagian Barat dan Selatan, Palu berbatasan dengan Kabupaten Donggala. Di bagian Selatan berbatasan dengan Sigi dan di bagian Timur berbatasan dengan Perigin Moutong.

Dari sumber yang saya baca, orang Palu sendiri awalnya tidak tahu kalau bawang merah dari daerahnya ini sangat istimewa. Justru seorang perempuan Jogyakartalah yang membuat kota ini kemudian hari terkenal akan oleh-oleh bawah gorengnya.

Adalah Hardjo Sriyono yang biasa dipanggil Ibu Sri, perempuan yang pertama membuat usaha bawang goreng. Ia seorang abdi dalem Raja Kaili di Kabupaten Donggala. Kaili adalah salah satu suku terbesar di Sulawesi Tengah. Ibu Sri hijrah ke Palu tahun 1969 karena diajak oleh anak Raja Kaili yang saat itu menimba ilmu di Jogjakarta.

Saat sedang kesulitan keuangan karena belum mendapatkan kiriman dari Palu, Ibu Sri inilah yang banyak membantunya. Oleh karenanya saat ia kembali ke Palu Ibu Sri dan anaknya diajak serta.

Dua tahun mengabdi pada Raja Kaili, akhirnya ibu Sri memutuskan untuk berhenti dan atas persetujuan Raja Kaili, ia menjadi pembantu di keluarga Inggris.

Berhubung keluarga Inggris ini sering pulang ke negaranya. Ibu Sri memiliki banyak waktu luang. Untuk mengisi waktu luang, ia membuat bawang goreng lalu dijualnya.

Tidak disangka bawang goreng buatannya disukai banyak orang. Semakin lama pelanggannya bertambah banyak. Ia pun memutuskan keluar dari pekerjaannya menjadi pembantu. Bersama sang anak ia membuka usaha bawang goreng Palu.

Sejak itu orang-orang pun mulai mengikuti usahanya. Palu pun dikenal dengan oleh-oleh khasnya yakni bawang goreng.

Menarik sekali kisah ini. Tak salah jika saya jatuh suka dengan bawang goreng Palu. Keistimewaannya meruntuhkan keteguhan iman saya yang selama ini tak suka bawang goreng. (EP)


Sumber: Wikipedia
Wisatapalu.com


#Day19
#ODOP
#Oleh-oleh
#EstrilookCommunity




Komentar

  1. Kisah unik orang Jawa dengan bawang goreng dan Raja Kaili. Keren kk. Bikin orang penasaran dg rasa bawang goreng Palu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...iya, Mba. Terima kasih atas kunjungannya. Salam.

      Hapus
  2. Saya baru tahu ada bawang goreng enak dari Palu. Saya suka nyemil bawang goreng. Cusss saya buka toped atau bukalapan, siapa tahu jual barang goreng. Terima kasih kak infonya. Sangat berarti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada Mba. Dan rasanya memang beda. Bagaimana? Sudah bisa beli online? Terima kasih ya Mba atas kunjungannya. Salam

      Hapus
  3. Baeang goreng memang enak di makan dengan lauk lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, benar. Setelah tahu saya jadi suka...hihihi. Terima kasih atas kunjungannya ya? Salam.

      Hapus
  4. Balasan
    1. Betul Mba. Setelah tahu rasanya saya jadi suka..hihihi. Terima kasih atas kunjungannya. Salam.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Imlek: Saatnya Menikmati Kue Keranjang Goreng

Bagi masyarakat Tionghoa di mana pun berada, Perayaan Tahun Baru Imlek merupakan momen penting yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Namun pada masa Orde Baru masyarakat Tionghoa di Indonesia tidak bisa merayakan Imlek secara terbuka dan bebas. Karena memang dilarang. Hanya diperbolehkan dalam lingkup keluarga dan tertutup. Saya sejak kecil memiliki beberapa teman dekat dari kalangan Tionghoa. Sebab orang tua tidak memberi batasan kepada saya dalam bergaul dan memilih teman. Asal saya bisa membawa diri dan tidak mudah terpengaruh. Ketika teman-teman tersebut merayakan Imlek atau hari besar lainnya, mereka kerap membawakan kue-kue khas untuk saya. Salah satunya kue keranjang. Atau ada yang menyebutnya dengan sebutan dodol cina. Kue keranjang atau dodol cina (by PegiPegi.com) Jadi sebelum Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional pada tahun 2003 silam. Kemudian gaung perayaan Imlek mulai dikenal seperti sekarang ini. Saya sudah merasakan kemeriahan Imlek melalui teman

Sinom, Minuman Khas Surabaya Kaya Manfaat

Bagi kita yang tinggal di perantauan. Bisa menikmati kuliner khas daerahnya itu sesuatu yang sangat istimewa sekali. Rasanya seperti melepas kangen dengan si dia. Ayem, tentram rosone ati. Eaaaa.... Pokoknya begitulah. Segala upaya dilakukan agar bisa melepas kangen. Begitu juga dengan urusan kuliner. Sebisa mungkin dapat menikmati kuliner khas daerah asal. Sebagai orang Surabaya yang merantau di Jakarta, kemudian menetap di sini. Saya kerap merindukan rujak cingur, tahu campur dan lontong balap. Jenis makanan khas Surabaya yang tidak mudah ditemui. Sehingga butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Awal-awal tinggal di Jakarta sempat bingung mencarinya. Begitu sudah mengetahui tempatnya tinggal meluncur saja ke lokasi. Cukup jauh dari kediaman saya. Tetapi demi "melepas rindu" dengan makanan khas daerah asal, maka jarak bukanlah penghalang. Bukankah demikian juga saat rindu dengan si dia? Itu untuk jenis makanan. Lalu adakah jenis minuman yang juga membuat saya

Joe's Grill Burger Ternyata "Kurang" Nendang.

Ups! Ternyata ya? Burger di Joe's Grill Restaurant itu kurang nendang? What's? Dokpri Jadi begini ceritanya teman. Hari Sabtu kemarin saya bersama teman-teman blogger yang tergabung dalam Blogger Burger , mengikuti kegiatan Workshop Videography  yang diadakan oleh Vlogger Id.  Acara berlangsung di Joe's Grill Restaurant Swiss-Belhotel Mangga Besar (SBMB), Jakarta Pusat.  Terbayang dong seperti apa suasananya? Hotel bintang 4 gitu loh. Dokpri Begitu tiba di lokasi acara, saya disambut dengan hangat oleh Bapak Muhammad Ismail Rauf selaku General Manager (SBMB), Ibu Melina Solehati Directory of Sales SBMB dan yang lainnya. Tak berapa lama setelah semua teman-teman blogger hadir. Mas Teguh Sudarisman dari Vlogger Id membuka acara yang dilanjutkan dengan sedikit kata sambutan dari Bapak Muhammad Ismail Rauf. Dokpri Puncak acaranya adalah melihat secara langsung proses pembuatan Texas BBQ Cheese Burger yang merupakan menu favorit di Joe's Gr