Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Kepincut Sate Padang

Jangan pernah ngenyek sesuatu tanpa alasan mendasar. Bisa jadi kamu malah kepincut dan menjadi ketagihan. Hal itu yang terjadi pada saya saat ini. Dulu saat pertama kali seorang kawan memperkenalkan pada saya makanan Sate Padang. Spontan  saya berkata. "Iiiih...makanan apa ini. Bumbunya begitu amat." " Ini namanya Sate Padang. Cobain dulu. Jangan lihat bentuk bumbunya," kata kawan saya. Dokumen pribadi Saya menggeleng.  Tidak tertarik untuk mencobanya. Sampai  pada suatu hari ketika sedang bepergian lalu merasakan lapar yang sangat, ndilala kok yo gak ada penjual makanan lain yang saya jumpai kecuali pedagang Sate Padang itu. Ya sudah tak ada pilihan. Terpaksa membeli Sate Padang. Pelan-pelan saya nikmati makanan itu. Hmmm, ternyata enak juga. Saya suka. Akhirnya saya mencari tahu cerita tentang sate padang ini. Lalu dapatlah sedikit gambaran tentang Sate Padang. Ternyata Sate Padang itu ada tiga jenis. Sate Padang, Sate Padang Panjang dan Sate Pariaman. Y

Gulali Si Manis yang Mulai Sulit di Cari

Gulali. Penganan dari pintalan gula yang dibakar ini, konon adalah cikal bakal berbagai permen yang ada saat ini. Gulali dibuat dari gula yang diberi pewarna makanan. Biasanya warna merah jambu. Gulali seperti ini dikenal dengan nama arum manis. Gulali yang paling tradisional dibuat dari gula Jawa. Gulali seperti ini bisa dibentuk sesuai keinginan. Dokumen pribadi Saat saya berada di Solo beberapa waktu yang lalu, dalam suasana Car Free Day (CFD), di sepanjang jalan Brigjen Slamet Riyadi, tanpa sengaja saya menjumpai pedagang gulali tradisional ini. Hebatnya, yang berjualan ini adalah anak muda. Dan gulali yang ia buat sangat kreatif sekali. Yaitu berupa wayang kulit. Ini suatu pemandangan yang langka. Sebab pedagang gulali sudah jarang ditemui akhir-akhir ini. Padahal penganan ini sudah dikenal sejak lama. Dokumen pribadi Penganan ini pertama kali diperkenalkan oleh William Morrison dan John C.Wharta, di St.Louis Word's Fair dengan nama Fairy Floss (Benang Peri) pada tahun 1904.

Kue Pancong Jajanan Asal Betawi yang Mulai Langka

Kue pancong adalah jajanan khas Betawi yang perlu dijaga keberadaannya. Karena jajanan ini merupakan asli Indonesia. Saat ini masih bisa kita jumpai pedagang kue ini dijalan-jalan. Meskipun tidak terlalu banyak. Entah beberapa tahun kemudian. Akankah anak cucu kita masih bisa menemui kue ini lagi?  Karena itu kenalkan dan ajarkan anak-anak kita untuk menyukai jajanan asli Indonesia ini. Jangan  biarkan lidah anak kita terbiasa dengan jenis makanan dari luar seperti burger, spagheti, pizza, tobayaki dan lain-lain. Kue pancong merupakan penganan yang enak kok untuk dijadikan camilan keluarga. Dimakan saat hangat dengan secangkir teh sebagai pelengkap. Ehmmm, nikmat. Apalagi dinikmati saat hujan. Jika tidak bisa menemukan penjualnya, kita bisa membuatnya sendiri. Karena sangat mudah. Siapkan saja cetakan kue pancongnya. Lalu siapkan juga bahan-bahannya yang terdiri dari tepung beras, santan, kelapa muda dan garam. Cara membuatnya campurkan tepung dengan santan, aduk-aduk sampai ra

Rahasia di Balik Penganan Ubi Cilembu

"Dingin-dingin begini enaknya makan apa ya?" tanya kawan saya. "Minum sekoteng," sahut kawan yang lain. "Susah itu sih nyarinya. Tukang sekoteng jarang lewat sekarang." " Lha terus apa? Gorengan? Gue lagi batuk. Stop gorengan dulu," kata kawan saya. "Eh, itu tuh... beli ubi yang di oven aja. Ubi apa deh namanya. Gue lupa!" celetuk kawan saya yang lain. "Ubi cilembu," sahut saya. "Ah, iya itu. Udah beli itu aja deh. Anget-anget, manis, aman juga tuh buat yang lagi batuk," ujar kawan saya yang setuju. Tapi kawan yang tak setuju. Dengan entengnya nyletuk. "Ubi! Gak salah nyemil ubi. Itu kan makanan orang ndeso. Kayak di kampung aja sih loe pada. Yang kerenan dikit ngapa. Beli ropang gitu (roti panggang)." Sebuah celotehan biasa dan tak  menjadi masalah yang berarti. Hal seperti itu sering terjadi dalam kumpulan beberapa orang kawan saat mengisi waktu senggang. Saling beradu pendapat. Da

Serabi Tradisional Jajanan yang Tetap di Suka

Serabi, surabi, surobi dan entah apalagi sebutannya, tapi penganan satu ini merupakan salah satu jajanan tradisional Indonesia. Jajanan yang terbuat dari campuran tepung beras dan santan ini sangat enak dinikmati pagi hari atau malam hari. Terutama saat cuaca dingin. Serabi tradisional membuatnya dengan cara dibakar dalam tungku dari tanah liat. Setelah matang disajikan dengan kuah gula merah yang telah dicampur santan. Atau disebut juga kinca. Cara memakannya bisa dengan langsung menuangkan kinca di atas serabi atau dengan cara mencelupkan serabi sedikit demi sedikit ke dalam kinca.  Serabi seperti ini memiliki bau dan rasa yang khas.   Sebagianorang ada yang menyebut serabi sebagai pancakenya Indonesia. Hanya berbeda bahan dasar saja. Jika serabi berbahan dasar tepung beras, pancake bahan dasarnya adalah tepung terigu. Tekstur kue yang dihasilkan hampir sama.  Seiring berjalannya waktu,  serabi pun mengikuti perkembangan jaman. Kini serabi bisa dinikmati dalam aneka pilihan rasa