Langsung ke konten utama

Kepincut Sate Padang

Jangan pernah ngenyek sesuatu tanpa alasan mendasar. Bisa jadi kamu malah kepincut dan menjadi ketagihan. Hal itu yang terjadi pada saya saat ini.

Dulu saat pertama kali seorang kawan memperkenalkan pada saya makanan Sate Padang. Spontan saya berkata.

"Iiiih...makanan apa ini. Bumbunya begitu amat."

"Ini namanya Sate Padang. Cobain dulu. Jangan lihat bentuk bumbunya," kata kawan saya.

Dokumen pribadi

Saya menggeleng.  Tidak tertarik untuk mencobanya. Sampai pada suatu hari ketika sedang bepergian lalu merasakan lapar yang sangat, ndilala kok yo gak ada penjual makanan lain yang saya jumpai kecuali pedagang Sate Padang itu. Ya sudah tak ada pilihan. Terpaksa membeli Sate Padang.

Pelan-pelan saya nikmati makanan itu. Hmmm, ternyata enak juga. Saya suka. Akhirnya saya mencari tahu cerita tentang sate padang ini. Lalu dapatlah sedikit gambaran tentang Sate Padang.

Ternyata Sate Padang itu ada tiga jenis. Sate Padang, Sate Padang Panjang dan Sate Pariaman. Yang membedakan adalah rasa kuahnya. Kalau bahan dasarnya sama. Berupa daging sapi, lidah atau jeroan. Sedangkan bumbu kuahnya dari kacang dicampur cabai.

Untuk Sate Padang Panjang, kuahnya berwarna kuning. Sate Pariaman kuahnya berwarna merah. Sedangkan Sate Padang, perpaduan dua jenis kuah tersebut. Di Jakarta, kebanyakan pedagang Sate Padang mulai menjajakan dagangannya sore hari. Jadi cukup sulit jika ingin merasakan Sate Padang pagi hari.

Mungkin saja ada yang berjualan pagi-pagi. Sejauh ini sih saya belum menemukannya. Berbeda ketika berada di kampung asal si sate ini. Pagi-pagi sekali sudah banyak yang berkeliling menjajakan makanan ini. Saya berkesempatan menikmati Sate Padang pagi-pagi di kampung asal si sate beberapa waktu yang lalu. Rasanya "sesuatu" sekali.


#HariKeduapuluhtiga
#OneDayOnePost
#MakananAsliIndonesia




Komentar

  1. angan pernah ngenyek sesuatu tanpa alasan mendasar.


    setujuuuuuu!! mana satenya mbak?? tak nyicip..:D

    BalasHapus
  2. aku lom pernah maem sate padang ka denik, benarkah enak??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak Mba menurutku. Aku sih jadi ketagihan...hehe

      Hapus
  3. Pengeennn...
    Di warung Padang juga tersedia kah dhe??

    BalasHapus
  4. Kau buat air liurku menetes netes, tanggun jawab no :p

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Imlek: Saatnya Menikmati Kue Keranjang Goreng

Bagi masyarakat Tionghoa di mana pun berada, Perayaan Tahun Baru Imlek merupakan momen penting yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Namun pada masa Orde Baru masyarakat Tionghoa di Indonesia tidak bisa merayakan Imlek secara terbuka dan bebas. Karena memang dilarang. Hanya diperbolehkan dalam lingkup keluarga dan tertutup. Saya sejak kecil memiliki beberapa teman dekat dari kalangan Tionghoa. Sebab orang tua tidak memberi batasan kepada saya dalam bergaul dan memilih teman. Asal saya bisa membawa diri dan tidak mudah terpengaruh. Ketika teman-teman tersebut merayakan Imlek atau hari besar lainnya, mereka kerap membawakan kue-kue khas untuk saya. Salah satunya kue keranjang. Atau ada yang menyebutnya dengan sebutan dodol cina. Kue keranjang atau dodol cina (by PegiPegi.com) Jadi sebelum Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional pada tahun 2003 silam. Kemudian gaung perayaan Imlek mulai dikenal seperti sekarang ini. Saya sudah merasakan kemeriahan Imlek melalui teman

Sinom, Minuman Khas Surabaya Kaya Manfaat

Bagi kita yang tinggal di perantauan. Bisa menikmati kuliner khas daerahnya itu sesuatu yang sangat istimewa sekali. Rasanya seperti melepas kangen dengan si dia. Ayem, tentram rosone ati. Eaaaa.... Pokoknya begitulah. Segala upaya dilakukan agar bisa melepas kangen. Begitu juga dengan urusan kuliner. Sebisa mungkin dapat menikmati kuliner khas daerah asal. Sebagai orang Surabaya yang merantau di Jakarta, kemudian menetap di sini. Saya kerap merindukan rujak cingur, tahu campur dan lontong balap. Jenis makanan khas Surabaya yang tidak mudah ditemui. Sehingga butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Awal-awal tinggal di Jakarta sempat bingung mencarinya. Begitu sudah mengetahui tempatnya tinggal meluncur saja ke lokasi. Cukup jauh dari kediaman saya. Tetapi demi "melepas rindu" dengan makanan khas daerah asal, maka jarak bukanlah penghalang. Bukankah demikian juga saat rindu dengan si dia? Itu untuk jenis makanan. Lalu adakah jenis minuman yang juga membuat saya

Joe's Grill Burger Ternyata "Kurang" Nendang.

Ups! Ternyata ya? Burger di Joe's Grill Restaurant itu kurang nendang? What's? Dokpri Jadi begini ceritanya teman. Hari Sabtu kemarin saya bersama teman-teman blogger yang tergabung dalam Blogger Burger , mengikuti kegiatan Workshop Videography  yang diadakan oleh Vlogger Id.  Acara berlangsung di Joe's Grill Restaurant Swiss-Belhotel Mangga Besar (SBMB), Jakarta Pusat.  Terbayang dong seperti apa suasananya? Hotel bintang 4 gitu loh. Dokpri Begitu tiba di lokasi acara, saya disambut dengan hangat oleh Bapak Muhammad Ismail Rauf selaku General Manager (SBMB), Ibu Melina Solehati Directory of Sales SBMB dan yang lainnya. Tak berapa lama setelah semua teman-teman blogger hadir. Mas Teguh Sudarisman dari Vlogger Id membuka acara yang dilanjutkan dengan sedikit kata sambutan dari Bapak Muhammad Ismail Rauf. Dokpri Puncak acaranya adalah melihat secara langsung proses pembuatan Texas BBQ Cheese Burger yang merupakan menu favorit di Joe's Gr