Langsung ke konten utama

5 Alasan Kenapa Gado-gado Bon Bin Wajib Dicoba

+ "Yuk nyobain gado-gado Bon Bin?"
- "Di mana tuh?"
+ "Cikini. Jakarta Pusat."
- "Mau makan gado-gado aja jauh bener. Di sekitar sini juga banyak."
+ "Eits, jangan salah. Gado-gado Bon Bin tuh beda."
- "Oh, ya? Apa bedanya? Kalau gitu bolehlah dicoba."

Memang harus dicoba. Karena gado-gado Bon Bin itu beda. Apa sih yang membuatnya beda?

Gado-gado Bon Bin

Gado-gado. Makanan asal Betawi yang berisi aneka sayuran ditambah lontong dengan bumbu kacang yang diulek lalu diberi kerupuk.

Jenis makanan yang sangat merakyat dan familiar dilidah masyarakat. Saya dan kamu pasti pernah menikmati rasanya gado-gado. Entah itu karena memang suka dengan yang namanya gado-gado atau hanya ingin sekadar tahu seperti apa sih gado-gado itu.

Tetapi tidak semua gado-gado memiliki cita rasa yang istimewa. Salah satunya gado-gado Bon Bin. Gado-gado yang sudah ada sejak tahun 1960.

Gado-gado yang berlokasi di Jalan Cikini IV No.5 Menteng, Jakarta Pusat ini buka dari hari Senin-Minggu pukul 10.00-17.00 WIB. Dan tidak ada cabang lain. "Hanya buka di sini," terang Hadi Lingga Wijaya. Generasi kedua pemilik restoran gado-gado ini.

Dulu pernah ada yang menawari untuk buka di tempat lain. Bahkan ada yang menawar bumbunya sampai ratusan juta. Tetapi ditolak. Jadi gado-gado dan tempatnya sangat legendaris.

Nama Bon Bin sendiri berasal dari nama Jalan Kebon Binatang di Taman Ismail Marzuki tempat awal gado-gado ini berdiri. Sebelum pindah ke Jalan Cikini IV. Jadi jangan sampai salah tafsir dengan nama Bon Bin sehingga mengira lokasinya di Kebon Binatang.

Gado-gado Bon Bin terasa istimewa dan berbeda dari gado-gado yang biasa kita jumpai karena bumbunya tidak diulek. Melainkan di siram dan sangat lembut. Di atasnya ada tambahan toping berupa kerupuk udang dan emping.

Pelanggan gado-gado Bon Bin beragam. Mulai dari masyarakat biasa, warga asing, pejabat negara sampai presiden. Almarhum Gus Dur dan Taufik Kiemas pernah singgah di sini. Serta tentu saja Megawati Soekarnoputri yang merupakan istri dari almarhum Taufik Kiemas.

Gado-gado Bon Bin sejak 1960

Dari semua hal di atas ada 5 hal yang membuat kamu harus mencicipi gado-gado Bon Bin :

1 .Gado-gado Bon Bin sangat legendaris. Sudah ada sejak tahun 1960.

2 . Bumbu gado-gado Bon Bin berbeda dari yang lain.

3 .Gado-gado Bon Bin tidak memiliki cabang. Hanya ada di satu tempat.

4 . Gado-gado Bon Bin digemari oleh orang-orang penting

5 . Di sini bebas lalat karena memiliki sistem tersendiri

Kalau pejabat-pejabat negara saja sudah pernah mencicipi gado-gado Bon Bin. Masa kamu belum. Jadi jangan sampai dilewatkan. Masukkan dalam daftar wisata kulinermu. (EP)

Sumber: Tribunnews.com
                 Merdeka.com


#Day3
#ODOP
#Kuliner
#EstrilookCommunity













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Imlek: Saatnya Menikmati Kue Keranjang Goreng

Bagi masyarakat Tionghoa di mana pun berada, Perayaan Tahun Baru Imlek merupakan momen penting yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Namun pada masa Orde Baru masyarakat Tionghoa di Indonesia tidak bisa merayakan Imlek secara terbuka dan bebas. Karena memang dilarang. Hanya diperbolehkan dalam lingkup keluarga dan tertutup. Saya sejak kecil memiliki beberapa teman dekat dari kalangan Tionghoa. Sebab orang tua tidak memberi batasan kepada saya dalam bergaul dan memilih teman. Asal saya bisa membawa diri dan tidak mudah terpengaruh. Ketika teman-teman tersebut merayakan Imlek atau hari besar lainnya, mereka kerap membawakan kue-kue khas untuk saya. Salah satunya kue keranjang. Atau ada yang menyebutnya dengan sebutan dodol cina. Kue keranjang atau dodol cina (by PegiPegi.com) Jadi sebelum Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional pada tahun 2003 silam. Kemudian gaung perayaan Imlek mulai dikenal seperti sekarang ini. Saya sudah merasakan kemeriahan Imlek melalui teman

Sinom, Minuman Khas Surabaya Kaya Manfaat

Bagi kita yang tinggal di perantauan. Bisa menikmati kuliner khas daerahnya itu sesuatu yang sangat istimewa sekali. Rasanya seperti melepas kangen dengan si dia. Ayem, tentram rosone ati. Eaaaa.... Pokoknya begitulah. Segala upaya dilakukan agar bisa melepas kangen. Begitu juga dengan urusan kuliner. Sebisa mungkin dapat menikmati kuliner khas daerah asal. Sebagai orang Surabaya yang merantau di Jakarta, kemudian menetap di sini. Saya kerap merindukan rujak cingur, tahu campur dan lontong balap. Jenis makanan khas Surabaya yang tidak mudah ditemui. Sehingga butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Awal-awal tinggal di Jakarta sempat bingung mencarinya. Begitu sudah mengetahui tempatnya tinggal meluncur saja ke lokasi. Cukup jauh dari kediaman saya. Tetapi demi "melepas rindu" dengan makanan khas daerah asal, maka jarak bukanlah penghalang. Bukankah demikian juga saat rindu dengan si dia? Itu untuk jenis makanan. Lalu adakah jenis minuman yang juga membuat saya

Joe's Grill Burger Ternyata "Kurang" Nendang.

Ups! Ternyata ya? Burger di Joe's Grill Restaurant itu kurang nendang? What's? Dokpri Jadi begini ceritanya teman. Hari Sabtu kemarin saya bersama teman-teman blogger yang tergabung dalam Blogger Burger , mengikuti kegiatan Workshop Videography  yang diadakan oleh Vlogger Id.  Acara berlangsung di Joe's Grill Restaurant Swiss-Belhotel Mangga Besar (SBMB), Jakarta Pusat.  Terbayang dong seperti apa suasananya? Hotel bintang 4 gitu loh. Dokpri Begitu tiba di lokasi acara, saya disambut dengan hangat oleh Bapak Muhammad Ismail Rauf selaku General Manager (SBMB), Ibu Melina Solehati Directory of Sales SBMB dan yang lainnya. Tak berapa lama setelah semua teman-teman blogger hadir. Mas Teguh Sudarisman dari Vlogger Id membuka acara yang dilanjutkan dengan sedikit kata sambutan dari Bapak Muhammad Ismail Rauf. Dokpri Puncak acaranya adalah melihat secara langsung proses pembuatan Texas BBQ Cheese Burger yang merupakan menu favorit di Joe's Gr