Langsung ke konten utama

Tahu Campur Lamongan

Kenal petis? Kenal cingur? Kenal juga dengan tahu kan? Nah, jika ketiganya disatukan. Jadilah tahu campur. Iya, tahu campur. Salah satu makanan khas dari daerah Jawa Timur selain rujak cingur. 

Tahu campur (dokpri)

Darah yang mengalir dalam tubuh kita ini sedikit banyak mempengaruhi selera ya? Saya yang memiliki darah Jawa Timuran dari almarhum bapak. Meskipun sudah menjadi warga Tangerang sejak kecil. Tetap saja kerap merindukan makanan-makanan khas Jawa Timuran. 

Seperti malam ini. Tiba-tiba ingin makan tahu campur. Membayangkan menyeruput kuahnya hangat-hangat semakin membuncahkan hasrat di dada. Maka tanpa ba-bi-bu saya arahkan motor saat perjalanan pulang beraktifitas sambil mencari-cari pedagang tahu campur. Meski agak sulit tapi akhirnya dapat juga. 

Tahu campur Lamongan tulisan yang tertera. Saya pun segera berhenti dan masuk ke warung tenda tersebut. Tahu campur menjadi menu yang saya pesan. Sebenarnya ada menu-menu lain. Tapi karena saya sedang kepengen itu, ya sudah. 

Ada dua pembeli yang sudah ada di warung tersebut. Tak lama setelah saya masuk ada beberapa pembeli lain yang datang. 

“Tahu campure telu, Bu!” ujar si pembeli. 

Ibu penjual tahu campur yang sedang meracik pesanan saya tersenyum sambil mengangguk. Tak lama datang lagi pembeli lain. 

“Siji yo, Bu!” 
 
Dalam hati saya berujar, “Banyak juga ternyata penggemar tahu campur ini.” 

Tak lama pesanan saya datang. Sepiring tahu campur Lamongan. Tak sabar lidah ini untuk segera menyantapnya. Kuah yang meluber dipiring sungguh menggoda hati. Saya pun segera menyeruput kuah tersebut dengan sendok. 

“Ehmmm, enaknya!” 

Perlahan-lahan saya aduk-aduk isi di dalam piring agar tercampur rata dengan kuahnya. Ada irisan kentang, tahu goreng, toge rebus, suwiran daun selada, mie kuning, dan tentu saja irisan cingur. Serta ditaburi beberapa kerupuk. Bumbu kuahnya yang sudah dicampur petis membuat rasanya terasa khas. Ehmmm, sedap. 

Tidak semua orang Jawa Timur menyukai makanan ini. Tetapi orang yang menyukai makanan ini sudah bisa dipastikan orang Jawa Timuran. Karena jika bukan berasal dari sana, sudah dipastikan sangat jarang yang menyukai makanan ini. Mendengar nama cingur dan petis saja mereka sudah geleng-geleng kepala. Padahal dua itu bagi saya rasanya nikmat sekali. 

Yah, namanya juga selera. Bebas saja sih. Bagaimana dengan Anda? Pernah mencicipi tahu campur? Bagaimana? Suka tidak? 


#onedayonepost
#januari2017
#harike-5
#kulinerseru




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Imlek: Saatnya Menikmati Kue Keranjang Goreng

Bagi masyarakat Tionghoa di mana pun berada, Perayaan Tahun Baru Imlek merupakan momen penting yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Namun pada masa Orde Baru masyarakat Tionghoa di Indonesia tidak bisa merayakan Imlek secara terbuka dan bebas. Karena memang dilarang. Hanya diperbolehkan dalam lingkup keluarga dan tertutup. Saya sejak kecil memiliki beberapa teman dekat dari kalangan Tionghoa. Sebab orang tua tidak memberi batasan kepada saya dalam bergaul dan memilih teman. Asal saya bisa membawa diri dan tidak mudah terpengaruh. Ketika teman-teman tersebut merayakan Imlek atau hari besar lainnya, mereka kerap membawakan kue-kue khas untuk saya. Salah satunya kue keranjang. Atau ada yang menyebutnya dengan sebutan dodol cina. Kue keranjang atau dodol cina (by PegiPegi.com) Jadi sebelum Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional pada tahun 2003 silam. Kemudian gaung perayaan Imlek mulai dikenal seperti sekarang ini. Saya sudah merasakan kemeriahan Imlek melalui teman

Sinom, Minuman Khas Surabaya Kaya Manfaat

Bagi kita yang tinggal di perantauan. Bisa menikmati kuliner khas daerahnya itu sesuatu yang sangat istimewa sekali. Rasanya seperti melepas kangen dengan si dia. Ayem, tentram rosone ati. Eaaaa.... Pokoknya begitulah. Segala upaya dilakukan agar bisa melepas kangen. Begitu juga dengan urusan kuliner. Sebisa mungkin dapat menikmati kuliner khas daerah asal. Sebagai orang Surabaya yang merantau di Jakarta, kemudian menetap di sini. Saya kerap merindukan rujak cingur, tahu campur dan lontong balap. Jenis makanan khas Surabaya yang tidak mudah ditemui. Sehingga butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Awal-awal tinggal di Jakarta sempat bingung mencarinya. Begitu sudah mengetahui tempatnya tinggal meluncur saja ke lokasi. Cukup jauh dari kediaman saya. Tetapi demi "melepas rindu" dengan makanan khas daerah asal, maka jarak bukanlah penghalang. Bukankah demikian juga saat rindu dengan si dia? Itu untuk jenis makanan. Lalu adakah jenis minuman yang juga membuat saya

Joe's Grill Burger Ternyata "Kurang" Nendang.

Ups! Ternyata ya? Burger di Joe's Grill Restaurant itu kurang nendang? What's? Dokpri Jadi begini ceritanya teman. Hari Sabtu kemarin saya bersama teman-teman blogger yang tergabung dalam Blogger Burger , mengikuti kegiatan Workshop Videography  yang diadakan oleh Vlogger Id.  Acara berlangsung di Joe's Grill Restaurant Swiss-Belhotel Mangga Besar (SBMB), Jakarta Pusat.  Terbayang dong seperti apa suasananya? Hotel bintang 4 gitu loh. Dokpri Begitu tiba di lokasi acara, saya disambut dengan hangat oleh Bapak Muhammad Ismail Rauf selaku General Manager (SBMB), Ibu Melina Solehati Directory of Sales SBMB dan yang lainnya. Tak berapa lama setelah semua teman-teman blogger hadir. Mas Teguh Sudarisman dari Vlogger Id membuka acara yang dilanjutkan dengan sedikit kata sambutan dari Bapak Muhammad Ismail Rauf. Dokpri Puncak acaranya adalah melihat secara langsung proses pembuatan Texas BBQ Cheese Burger yang merupakan menu favorit di Joe's Gr