Pengamatan menimbulkan kreativitas. Hal inilah yang terjadi pada masyarakat pribumi di Batavia pada masa penjajahan dahulu. Konon ketika para penjajah itu asyik berpesta dengan minum minuman bir, orang pribumi hanya bisa melihat dan mengamati saja dari jauh.
Dokumen pribadi
Meskipun ingin tetapi masyarakat pribumi itu tidak lantas tergiur untuk mencicipi. Sebab mereka sangat teguh memegang aturan agama. Bahwa minuman yang memabukkan itu walau pun sedikit tetap saja hukumnya haram.
Orang-orang pribumi itu rupanya tidak mau kalah. Mereka pun lantas berpikir untuk menciptakan minuman yang halal dan tak beralkohol. Maka diciptakanlah minuman dari ramuan rempah-rempah, yang fungsinya sama. Yaitu untuk menghangatkan tubuh. Karena beer atau bir memang jenis minuman yang berfungsi sebagai penghangat diri.
Bir pletok terbuat dari campuran jahe, daun pandan wangi dan serai yang direbus terciptalah jenis minuman yang bisa menghangatkan tubuh. Agar lebih menarik dan terlihat gaya, dimasukkanlah kayu secang ke dalam ramuan. Sehingga menimbulkan efek warna merah pada minuman. Kreatif bukan?
Jika para penjajah itu minum beer dari botol yang dikocok terlebih dahulu sebelum dituangkan ke dalam gelas atau beer dalam kemasan kaleng yang juga dikocok dulu sebelum diminum. Maka orang pribumi zaman itu pun tak kehilangan cara. Mereka memiliki cara yang unik untuk menyamai gaya para penjajah (gak mau kalah).
Mereka memasukkan minuman dari rempah-rempah ke dalam wadah bambu yang sudah dibersihkan. Lalu diberi es batu dan dikocok-kocok dulu sebelum diminum. Pada saat dikocok terdengar bunyi pletak- pletok dari wadah bambu tersebut. Maka minuman itupun akhirnya diberi nama bir pletok.
Dokumen pribadi
Karena terbuat dari rempah-rempah, selain berfungsi untuk menghangatkan tubuh rupanya bir pletok memiliki fungsi lain. Yaitu bisa memperlancar peredaran darah. Bir pletok pun akhirnya dikenal luas oleh masyarakat pribumi saat itu. Terutama masyarakat pribumi yang berada di Batavia. Yang hingga kini menjadikan bir pletok sebagai minuman tradisional masyarakat Betawi.
Jika orang bule bisa bergaya dengan beer ala mereka. Maka kita pun bisa bergaya dengan bir pletok buatan anak negeri. Jadi jangan ragu untuk mencicipi minuman bir yang satu ini. Tak beralkohol, halal dan menyehatkan. Silakan mencoba.
#Hariketigapuluhdua
#OneDayOnePost
#Savejajanantradisional
#OneDayOnePost
#Savejajanantradisional
Enak kah ka Denik?
BalasHapusEnak. Kan dari jahe. Jadi pedes-pedes gitu deh..hehe
HapusUda prnah minum waktu di bandung. Endes
BalasHapusUda prnah minum waktu di bandung. Endes
BalasHapusAsyiiikk...
Hapuswaahh.. kirimin buatku mbak denik...^_^
BalasHapusBisaaaa...hehe
HapusWahhh cocok di bawa saat berkemah Di tengah hutan nihh..
BalasHapusBetuuulll...hehe
HapusRasanya srperti APA sih. Kok penasaran ya
BalasHapusJahe mba...rasa jahe...pedes gitu...hehe
HapusBir yang halal hehe
BalasHapusYap! Betul itu.
HapusMau dong Birnye ..
BalasHapusSiap dibungkus..hehe
HapusMau dong Birnye ..
BalasHapus