Langsung ke konten utama

Mengulik Sejarah Keberadaan Mie Ayam

Segala sesuatu itu pasti ada permulaannya. Begitu pula dengan mie ayam. Salah satu makanan kesukaan saya. Selain enak, mie ayam juga mudah dicari. Hampir di setiap sudut perkampungan dan juga perkotaan, pasti bisa dengan mudah menjumpai pedagang mie ayam.

Ada pedagang yang menggunakan gerobak keliling. Ada juga yang mangkal dan membuka warung khusus. Kamu suka yang mana? Kalau saya sih suka semua. Apalagi kalau sudah lapar.

Jika disuruh memilih antara bakso atau mie ayam, tentu saya lebih memilih mie ayam. Bukan sentimen loh dengan bakso. Tapi memang lebih sreg makan mie ayam ketimbang bakso. Rasanya lebih nendang di perut.

Melihat banyaknya pedagang mie ayam di Indonesia. Saya jadi penasaran ingin tahu tentang sejarah keberadaan mie ayam. Dari beberapa artikel yang saya baca. Rupanya mie ayam memodifikasi bakmi yang berasal dari China. Ya, bakmi memang merupakan makanan khas China.

Bakmi China cara penyajiannya seperti Mia ayam yang biasa kita makan. Diletakkan dalam mangkuk terpisah mie dan kuahnya. Lalu ditaburi daging babi. Jadi sebenarnya kalau di China, bakmi itu mengandung minyak dan daging babi.

Ketika pada tahun 1870 terjadi imigrasi besar-besaran orang Arab dan China ke Indonesia, karena politik keterbukaan imigrasi yang diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Orang-orang China pun membuka usaha makanan di sini. Salah satunya bakmi ini.

Orang Indonesia pun mengadaptasinya. Hanya saja disesuaikan dengan lidah lokal. Jenis mie dan daging serta taburan isinya. Jadilah mie ayam yang kita kenal sekarang ini. Mie dengan taburan daging ayam, sawi hijau dan pangsit goreng atau basah.



Di China ada juga makanan yang hampir sama dengan mie ayam. Yakni daerah Fujio dan Guandong. Tetapi tetap saja jenis mienya berbeda. Mie ayam buatan Indonesia tidak dijumpai di sana. Jadi memang serupa tapi tak sama.

Soal rasa tergantung selera masing-masing. Ada yang mengatakan kalau bakmi atau mie ayam yang dijajakan di daerah Glodok itu enak. Buat saya sih sama saja. Apalagi kalau sudah lapar. Semua terasa nikmat di lidah dan perut. (EP)



#kuliner
#mieayam
#makanankhas

Komentar

  1. Toss, Mbak Denik. Kalau disuruh pilih, di situ ada bakso dan mie ayam, aku pilh mie ayam..
    Ya ampun jadi tahu ceritanya ..Makasih infonya Mbak:)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nanas Si Buah Istimewa Lambang Kota Prabumulih

Nanas. Siapa yang tak mengenal buah satu ini? Buah yang sangat naik daun ketika bulan puasa tiba. Selain untuk dijadikan asinan, buah nanas sangat diburu pada bulan puasa karena untuk dijadikan selai. Sebagai isi dari kue nastar, kue yang wajib ada saat lebaran tiba. Namun pada hari-hari biasa, buah nanas tetap menjadi incaran warga. Terutama nanas madu yang biasa dijumpai di sepanjang jalan raya atau jalan di komplek-komplek perumahan warga. Tentu bukan diburu untuk dijadikan selai. Tapi sebagai cemilan biasa karena khasiatnya yang sangat banyak. Buah nanas diketahui sangat kaya akan vitamin C. Selain itu masih banyak lagi manfaat buah nanas yang patut diketahui. Diantaranya: - Memperkuat sistem kekebalan tubuh - Mempertahankan kinerja jantung - Mencegah kolesterol - Tinggi serat - Menyehatkan tubuh Dokumen pribadi Pedagang nanas yang mangkal di komplek dan pinggir jalan Jenis nanas itu banyak sekali. Salah satunya jenis nanas madu. Nanas madu sangat digemari

Rambutan Parakan, Rambutannya Orang Tangerang

Musim rambutan telah tiba. Di jalan-jalan mulai banyak dijumpai pedagang rambutan. Mulai dari rambutan rapiah, cipelat, parakan, Binjai, Aceh dan masih banyak lagi. Dari aneka jenis rambutan yang beredar luas, rambutan jenis rapiah, cipelat dan parakan yang paling disukai oleh masyarakat. Tapi sejak dulu saya paling suka rambutan Parakan. Karena menurut saya rasanya tidak terlalu manis dibandingkan dengan rambutan rapiah yang seperti kelengkeng. Rambutan parakan warna buahnya putih bersih, kenyal, dan ngelotok. Rasanya manis ada sedikit asamnya. Tapi segar. Kandungan airnya pun sedikit. Sehingga terasa kres-kres saat dimakan. Dalam keluarga kami setiap kali musim buah-buahan tiba, ibu adalah orang pertama yang mengetahui pergantian musim buah. Bukan dalam segi ilmu pertanian loh. Tapi dari tanggapnya membawa jenis buah-buahan baru ke rumah. Karena ibu setiap pagi berolahraga sampai ke pasar. Tiba di rumah sudah menenteng aneka belanjaan. Salah satunya buah rambutan. Da

American Hamburger (ah) " Restaurant Penuh Kenangan"

"Lihat burger jadi ingat kamu" Eaaaa... gombal banget ya? Tapi memang begitulah pada zamannya. Ya, zaman sekolah dulu. Dan Restaurant yang identik dengan burger pada saat itu adalah American Hamburger atau biasa disebut dengan AH. Dokpri Remaja 90-an pasti paham. Kalau ada kawan yang ulang tahun pasti ditodong ke AH. Kalau mau hahahaha hihihi sepulang sekolah pasti ke AH. Bahkan yang sedang pedekate pun pilihnya ke AH. Memang ada apa saja sih di AH? Jadi, zaman itu tuh yang namanya tempat makan enggak seperti sekarang. Jarak sekian kilo kita bisa menjumpai tempat makan. Dulu jarang sekali. Bisa dihitung jari deh. Nah, salah satunya AH ini. Di AH kita bisa menemui aneka menu yang diinginkan. Mulai dari nasi goreng, steak, salad, spagheti, hot dog, nasi plus ayam, es krim, aneka minuman dan tentu saja burger. Jadi meski namanya American Hamburger namun menu yang tersedia beraneka macam. Inilah yang membuat AH digandrungi oleh remaja-remaja saat itu. Selain harga