Langsung ke konten utama

Roker, Camilan Lain Asal Lampung

Lampung. Provinsi di Pulau Sumatera yang terdekat dari Banten.  Hanya dengan menyebrangi Selat Sunda, kita sudah tiba di Pulau Sumatera.  Lampung menjadi pintu gerbang perjalanan ke Pulau Sumatera.

Dokumen pribadi

Bicara Lampung, saya punya banyak cerita tentang pulau yang berjuluk "Tapis Berseri."  Lampung merupakan pulau pertama yang saya jajaki begitu mengenal kata bertualang.

Ceritanya saat masih duduk di bangku SLTA, saya mulai menanyakan keberadaan nenek dan saudara-saudara ibu. Sebab di Jakarta tidak ada saudara dari ibu. Semua yang saya kunjungi merupakan saudara dari bapak.

"Nenekmu dan saudara-saudara ibu tuh adanya di Lampung. Tapi ibu belum pernah ke sana sejak menikah dengan bapakmu. Ibu enggak boleh kemana-mana. Tapi ibu punya alamatnya. Kalau kamu mau ke sana nanti ibu kasih tahu."

Saya lo yang dasarnya senang jalan, suka penasaran. Ditawari begitu jadi merasa tertantang. Ke Lampung? Kenapa tidak? Boleh juga. Maka begitu libur akhir tahun tiba, saya tekadkan untuk ke Lampung mencari nenek dan saudara-saudara ibu.

"Mana Bu alamat yang di Lampung? Aku liburan ke sana deh nyari Embah."

Ibu segera memberi saya secarik kertas berisi alamat dan rute kendaraan yang mesti dinaiki. Sejujurnya kaget juga waktu ibu memberikan alamat tersebut. Artinya ibu merestui. 

Padahal saya masih kelas 2 SLTA. Belum pernah pergi jauh. Ini sendirian pula ke Lampung. Pulau yang zaman itu masih dikenal dengan begalnya. 

"Asal kamu mengikuti rute yang ibu kasih.  Tidak ngobrol dengan sembarang orang di jalan. Istirahat yang dekat kantor polisi biar aman. Insya Allah selamat sampai tujuan."

"Jangan lupa banyak doa. Nanti ibu yang ngurus semua kalau bapak nyari kamu."

Maka begitulah. Atas restu ibu, saya berangkat diam-diam ke Lampung. Inilah kenapa saya sebut Lampung sebagai daerah pertama yang saya jajaki. Syukur Alhamdulillah perjalanan saya lancar dan bisa menemukan alamat yang diberikan.

Sejak itu Lampung menjadi daerah yang saya tuju tiap kali libur sekolah tiba. Begitu juga saat lebaran tiba. Saya mudiknya ke Lampung untuk mengunjungi nenek dan saudara ibu yang lain. Yang tersebar di Kota Bandar Lampung, Sribawono, Metro dan Pringsewu.

Di Lampung pula saya meet up dengan "Sahabat Balada Si Roy" di sana. Mba Nungki dan Mas Agus. Selain itu di Lampung pula saya memiliki sahabat dunia maya yang setelah berjumpa sudah seperti saudara. Sampai sekarang.

Tak hanya itu, Lampung sempat menjadi ladang usaha bisnis saya yang lumayan laris manis. Saya itu senang kuliner dan mencicipi jajanan tradisional suatu daerah. Lampung terkenal dengan oleh-oleh keripik pisangnya. 

Berhubung saya senang buah pisang maupun olahannya. Maka saya membeli keripik pisang untuk oleh-oleh dan juga untuk dijual lagi. Ternyata laris manis. Bahkan sempat memasukkannya ke salon artis. Kecil-kecil pernah jadi pengusaha lo.

Sejak itu Lampung dan keripik pisang menjadi bagian tak terpisahkan dari saya remaja. Nah, belakangan saya punya jajanan baru yang berasal dari Lampung. Namanya Roker alias Roti Kering.

Wah, suka banget sama Roker satu ini. Secara saya juga penyuka berbagai jenis roti. Jadi ketika bertemu Roker dari Lampung langsung jatuh suka. Roker Lampung ada dua jenis. Rasa keju dan rasa cokelat. 

Dokumen pribadi

Saya lebih suka yang rasa keju. Karena tidak terlalu manis. Yang rasa cokelat terlalu manis karena dilapisi mesis yang banyak sekali. Mantap sih. Cocok sekali untuk teman ngopi. Begitu taglinenya. "Roker Lampung Teman Ngopi Setiap Hari."

Jadi kalau bukan untuk ngopi si Roker ini enggak asik ya? Hahaha Tidak juga sih. Saya sukanya ngeteh. Tapi si Roker tetap terasa enak dan asik saja tuh. Dasar saya hehehe

Nah, bagi teman-teman yang ingin merasakan jajanan khas Lampung selain keripik pisang. Boleh nih nyobain si Roker. Bisa membelinya secara online atau pergi langsung ke Lampung. Selamat berburu dan menikmati Roker Lampung. Camilan lain khas kota "Tapis Berseri" Lampung. (EP)


 


Komentar

  1. Suka sama jajanan roti jg, kayak.y cocok nih buat lidah saya

    BalasHapus
  2. Saluut banget sama Mba Denik. Traveling di usia segitu, ngeri-ngeri sedap juga kalau sampai ada begal, Mbak. Yang baca deg-degan :D Lucu juga ya mbak namanya Roker, saya kira apa. Ternyata roti kering. Sepertinya saya juga suka yang keju karena kurang suka yang manis-manis...

    BalasHapus
  3. Wah, jadi ingat kalau saya juga punya banyak keluarga dari pihak Ibu di Lampung, Mbak, tapi sama sekali belum pernah ke sana. *hiksss
    Semoga suatu saat kesampaian ke tanah Sumatra sambil berburu kue Roker dan kerajinan dari kain tapis. Aamiin.

    BalasHapus
  4. hyaaa baru tahu Roker ini, padahal berapa bulan lalu Om saya ada dinas ke Lampung.
    tahu gitu kan bisa nitip dibelikan ini, pengen coba lho, jadi ingin ngeteh cantik dengan Roker :D

    BalasHapus
  5. wah penasaran nih dengan roti kering Lampung ini. dulu saya juga tahunya oleh-oleh lampung itu pisang yang ada coklatnya itu, doyan banget diriku sama cemilan itu

    BalasHapus
  6. Hebat loh, berani banget jalan sendiri ke luar pulau, petualang sejati mbak Denik. Tapi akhirnya menemukan banyak hal menyemangkan ya mbak
    . Ketemu kerabat bahkan bisa jadi jalan bisnis juga, mantapp

    BalasHapus
  7. Kemarin saya juga dapat oleh-oleh dari Lampung kak. Pisang kepok, wih enak banget. Manis legit gurih gitu. Baru ini ngerasain oleh-oleh dari Lampung yang beda dari yang lain. Sayang hanya satu hahahah. Iya karena dikasih, kalau bisa ke sana pasti saya borong banyak kak heheheh

    BalasHapus
  8. mbak, roker itu artinya roti kering ya. Setiap daerah punya makanan khasnya masing-masing ya mbak. saya jadi ingin nyoba deh ada banyak rasa ya. Btw bisa dibeli secara online gak ya

    BalasHapus
  9. Hihi unik juga ya singkatannya, Roker yang ternyata Roti Kering. Btw saya terkesima lho Mbak, dengan cerita petualangan pertama Mbak yang masih duduk di bangku SMA tapi sudah dapat restu dari orang tua berkelanan sendiri ke pulau yang bahkan belum pernah didatangi sebelumnya. Pantesan ya Lampung jadi daerah yang istimewa buat Mbak. Saya sendiri selama ini cuma sering dengar nama Lampung saja tapi belum pernah ke sana, hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Imlek: Saatnya Menikmati Kue Keranjang Goreng

Bagi masyarakat Tionghoa di mana pun berada, Perayaan Tahun Baru Imlek merupakan momen penting yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Namun pada masa Orde Baru masyarakat Tionghoa di Indonesia tidak bisa merayakan Imlek secara terbuka dan bebas. Karena memang dilarang. Hanya diperbolehkan dalam lingkup keluarga dan tertutup. Saya sejak kecil memiliki beberapa teman dekat dari kalangan Tionghoa. Sebab orang tua tidak memberi batasan kepada saya dalam bergaul dan memilih teman. Asal saya bisa membawa diri dan tidak mudah terpengaruh. Ketika teman-teman tersebut merayakan Imlek atau hari besar lainnya, mereka kerap membawakan kue-kue khas untuk saya. Salah satunya kue keranjang. Atau ada yang menyebutnya dengan sebutan dodol cina. Kue keranjang atau dodol cina (by PegiPegi.com) Jadi sebelum Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional pada tahun 2003 silam. Kemudian gaung perayaan Imlek mulai dikenal seperti sekarang ini. Saya sudah merasakan kemeriahan Imlek melalui teman

Sinom, Minuman Khas Surabaya Kaya Manfaat

Bagi kita yang tinggal di perantauan. Bisa menikmati kuliner khas daerahnya itu sesuatu yang sangat istimewa sekali. Rasanya seperti melepas kangen dengan si dia. Ayem, tentram rosone ati. Eaaaa.... Pokoknya begitulah. Segala upaya dilakukan agar bisa melepas kangen. Begitu juga dengan urusan kuliner. Sebisa mungkin dapat menikmati kuliner khas daerah asal. Sebagai orang Surabaya yang merantau di Jakarta, kemudian menetap di sini. Saya kerap merindukan rujak cingur, tahu campur dan lontong balap. Jenis makanan khas Surabaya yang tidak mudah ditemui. Sehingga butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Awal-awal tinggal di Jakarta sempat bingung mencarinya. Begitu sudah mengetahui tempatnya tinggal meluncur saja ke lokasi. Cukup jauh dari kediaman saya. Tetapi demi "melepas rindu" dengan makanan khas daerah asal, maka jarak bukanlah penghalang. Bukankah demikian juga saat rindu dengan si dia? Itu untuk jenis makanan. Lalu adakah jenis minuman yang juga membuat saya

Joe's Grill Burger Ternyata "Kurang" Nendang.

Ups! Ternyata ya? Burger di Joe's Grill Restaurant itu kurang nendang? What's? Dokpri Jadi begini ceritanya teman. Hari Sabtu kemarin saya bersama teman-teman blogger yang tergabung dalam Blogger Burger , mengikuti kegiatan Workshop Videography  yang diadakan oleh Vlogger Id.  Acara berlangsung di Joe's Grill Restaurant Swiss-Belhotel Mangga Besar (SBMB), Jakarta Pusat.  Terbayang dong seperti apa suasananya? Hotel bintang 4 gitu loh. Dokpri Begitu tiba di lokasi acara, saya disambut dengan hangat oleh Bapak Muhammad Ismail Rauf selaku General Manager (SBMB), Ibu Melina Solehati Directory of Sales SBMB dan yang lainnya. Tak berapa lama setelah semua teman-teman blogger hadir. Mas Teguh Sudarisman dari Vlogger Id membuka acara yang dilanjutkan dengan sedikit kata sambutan dari Bapak Muhammad Ismail Rauf. Dokpri Puncak acaranya adalah melihat secara langsung proses pembuatan Texas BBQ Cheese Burger yang merupakan menu favorit di Joe's Gr