Pernah mendengar nama gang kelinci? Pernah dong. Itu nama gang yang populer dijadikan judul lagu kok. Jadi sudah pasti tahu meskipun belum pernah singgah ke gang kelinci.
Kalau sate kelinci tahu juga kan? Tahulah pastinya. Sudah tak asing juga kok. Meskipun tak semudah sate ayam atau sate kambing menjumpainya.
Di beberapa tempat wisata biasanya ada yang menjual sate kelinci. Saya pertama mencicipi sate kelinci saat berada di Grojogan Sewu, Tawamangun. Suasana di sana kan dingin. Karena memang daerah pegunungan. Sudah gitu mainnya di air terjun. Lapar pastinya sesudah berjalan-jalan di sana.
Banyak penjaja makanan di sekitar sana. Tapi saya memilih sate kelinci. Karena saat itu belum pernah mencoba. Seperti apa rasanya. Padahal dalam hati kasihan juga kalau ingat kelinci yang lucu itu.
Nah, ketika pesanan sate saya datang. Pertama komentar yang keluar dari bibir saya adalah satenya kecil-kecil. Daging yang ada di tusuk sate tidak sebesar daging ayam atau kambing. Pesan sepuluh tusuk rasanya kurang.
Karena berikut lontongnya jadi cukuplah untuk mengisi perut. Ternyata rasa sate kelinci itu menurut saya lebih gurih dari sate lainnya. Hanya kurang mantap saat digigit. Karena kecil-kecil itu. Tapi cukuplah sebagai penutup rasa penasaran saya.
Nah, saat berada di jalan Bandungan, Semarang. Saya bertemu pedagang sate kelinci lagi. Maka saya pun memesans sepiring sate kelinci. Namun di tempat berbeda. Eh, suasananya sama deh. Sama-sama di daerah pegunungan.
Entah karena pengaruh suasana tempat, suasana perut yang sudah lapar atau kangen sudah lama tak mencicipi sate kelinci. Rasanya dari pertama saya coba sampai terakhir kemarin sama gurihnya. Berarti sate kelinci itu memang gurih ya? Sudah pernah mencicipi kah? Hayuuukkk... Sesekali cobalah. Enak loh.
#onedayonepost
#desember2016
#harike-21
#kulinerseru
#satekelinci
Komentar
Posting Komentar