Ting...ting.. ting... adalah bunyi tukang sekoteng yang lewat. Berasal dari bunyi mangkok yang di pukul pakai sendok. Sekoteng merupakan minuman jahe yang di dalamnya berisi campuran aneka makanan. Ada potongan roti tawar, kacang tanah, kacang hijau dan bubur mutiara yang berwarna merah jambu.
Pedagang sekoteng biasanya malam hari baru ada. Semakin malam semakin di cari orang. Karena aroma dan pedas jahenya bisa menghangatkan tubuh. Dulu saat saya masih kecil cukup sering mendengar tukang sekoteng lewat. Dengan bunyinya yang khas itu. Tetapi sekarang sudah jarang. Bukan berarti tak ada pedagang sekoteng lagi.
Masih ada. Hanya sekarang kalau kepengin sekoteng mesti nyari abang penjualnya. Kalau menunggu dengan duduk manis di rumah niscaya bikin senewen. Karena untung-untungan. Bisa lewat bisa enggak. Keliling kampung pun demikian,untung-untungan juga. Tapi lebih ada peluang karena biasanya ada yang mangkal di suatu tempat.
Menikmati sekoteng dalam cuaca dingin sangat nikmat. Puncak adalah salah satu tempat yang mudah untuk mencari minuman ini. Saya pernah menikmati semangkuk sekoteng di puncak waktu tengah malam. Rasanya dunia milik saya dan si sekoteng deh. Ini sih lebay. Bisa-bisanya saya saja.
Tetapi memang beda kok. Tempat itu mempengaruhi rasa. Ketika minum sekoteng di Puncak pas malam-malam, dengan minum sekoteng di rumah malam-malam rasanya beda. Tidak percaya? Coba saja.
#onedayonepost
#desember2016
#harike-22
#kulinerseru
#sekoteng
Komentar
Posting Komentar