Langsung ke konten utama

Tahu Serasi Bandungan yang Menggoda Selera

Salah satu hal menarik ketika melakukan perjalanan adalah mencicipi makanan khas daerah yang disinggahi. Saat dalam perjalanan menuju Surabaya melalui Temanggung, saya belokkan arah melalui Ungaran terlebih dulu. Tidak langsung mengarah ke Semarang. Karena saya ingin melihat geliat jalan Bandungan. 

Tahu serasi (dokpri)


Ya, jalan Bandungan yang menginspirasi seorang sastrawan Nih.Dini membuat novel berjudul sama. Saya yang juga menggemari karya-karya beliau ingin sekali merasakan suasana jalan Bandungan. Dan inilah kesempatan yang tepat. Karena beberapa kali melalui jalan ini tetapi tak pernah singgah sekali pun. 

Saat itu hari sudah menjelang sore. Jalan menuju Bandungan tampak macet total. Untungnya saya mengendarai motor jadi bisa meliuk-liuk mencari celah di antara kemacetan jalan. Saya langsung mencari tempat untuk parkir kendaraan. Dan dapat di sekitar pasar kembang. 

Bandungan memang terkenal dengan pasar kembangnya. Sore itu tampak pedagang kembang baru saja menggelar dagangannya. Rangkian bunga segar di tata dengan apik oleh para pedagang itu. Saya yang memutuskan berjalan kaki merasa beruntung bisa menikmati senja di Bandungan. 

Rupanya tidak hanya kembang yang menjadi daya tarik pengunjung yang singgah di Bandungan. Tetapi juga wisata kulinernya. Disepanjang jalan berjejer kios-kios lesehan yang menjajakan tahu serasi. Ya, hanya sebuah tahu. Tetapi memilki magnet sedemikian rupa. Saya pun menjadi penasaran. Seperti apa tahu serasi itu. 

Memilih satu kios yang tak terlalu ramai, saya pun memesan satu porsi tahu serasi. Ditiap kios yang berjejer sepanjang jalan, menu yang disuguhkan ya tahu serasi itu. Minumannya yang berbeda-beda. Ada yang menjual susu kacang kedelai, ada yang wedang ronde.  Juga ada sate kelinci. 

Tak lama pesanan saya datang. Sepiring tahu serasi. Ternyata seperti tahu yang biasa saya jumpai. Hanya warnanya lebih putih setelah melalui proses digoreng. Jika tahu yang biasa dijumpai warnanya kan kecokelatan sebelum dan sesudah di goreng. 

Perlahan saya nikmati suguhan yang tersaji. Sepiring tahu serasi dengan sambal kecap. Wah, ternyata memang nikmat. Mungkin karena suasananya juga mendukung. Dingin. Ya, Bandungan memang berada di dataran tinggi. Dengan gunung Ungaran yang menjadi salah satu objek wisata di sana. 

Pantas jika banyak yang singgah dan menikmati tahu serasi terlebih dulu jika ke Bandungan. Karena memang nikmat dan pas sekali dengan suasana yang ada. Meskipun hanya sebatas tahu, jika suasana tempat dan hati mendukung. Jadilah ia pemikat hati para pejalan. Ah, Bandungan. Ternyata memang memiliki pesona tersendiri. 


#onedayonepost
#desember2016
#harike-20
#kulinerseru
#jalanbandungan
#semarang


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinom, Minuman Khas Surabaya Kaya Manfaat

Bagi kita yang tinggal di perantauan. Bisa menikmati kuliner khas daerahnya itu sesuatu yang sangat istimewa sekali. Rasanya seperti melepas kangen dengan si dia. Ayem, tentram rosone ati. Eaaaa.... Pokoknya begitulah. Segala upaya dilakukan agar bisa melepas kangen. Begitu juga dengan urusan kuliner. Sebisa mungkin dapat menikmati kuliner khas daerah asal. Sebagai orang Surabaya yang merantau di Jakarta, kemudian menetap di sini. Saya kerap merindukan rujak cingur, tahu campur dan lontong balap. Jenis makanan khas Surabaya yang tidak mudah ditemui. Sehingga butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Awal-awal tinggal di Jakarta sempat bingung mencarinya. Begitu sudah mengetahui tempatnya tinggal meluncur saja ke lokasi. Cukup jauh dari kediaman saya. Tetapi demi "melepas rindu" dengan makanan khas daerah asal, maka jarak bukanlah penghalang. Bukankah demikian juga saat rindu dengan si dia? Itu untuk jenis makanan. Lalu adakah jenis minuman yang juga membuat saya...

Rambutan Parakan, Rambutannya Orang Tangerang

Musim rambutan telah tiba. Di jalan-jalan mulai banyak dijumpai pedagang rambutan. Mulai dari rambutan rapiah, cipelat, parakan, Binjai, Aceh dan masih banyak lagi. Dari aneka jenis rambutan yang beredar luas, rambutan jenis rapiah, cipelat dan parakan yang paling disukai oleh masyarakat. Tapi sejak dulu saya paling suka rambutan Parakan. Karena menurut saya rasanya tidak terlalu manis dibandingkan dengan rambutan rapiah yang seperti kelengkeng. Rambutan parakan warna buahnya putih bersih, kenyal, dan ngelotok. Rasanya manis ada sedikit asamnya. Tapi segar. Kandungan airnya pun sedikit. Sehingga terasa kres-kres saat dimakan. Dalam keluarga kami setiap kali musim buah-buahan tiba, ibu adalah orang pertama yang mengetahui pergantian musim buah. Bukan dalam segi ilmu pertanian loh. Tapi dari tanggapnya membawa jenis buah-buahan baru ke rumah. Karena ibu setiap pagi berolahraga sampai ke pasar. Tiba di rumah sudah menenteng aneka belanjaan. Salah sat...

Nanas Si Buah Istimewa Lambang Kota Prabumulih

Nanas. Siapa yang tak mengenal buah satu ini? Buah yang sangat naik daun ketika bulan puasa tiba. Selain untuk dijadikan asinan, buah nanas sangat diburu pada bulan puasa karena untuk dijadikan selai. Sebagai isi dari kue nastar, kue yang wajib ada saat lebaran tiba. Namun pada hari-hari biasa, buah nanas tetap menjadi incaran warga. Terutama nanas madu yang biasa dijumpai di sepanjang jalan raya atau jalan di komplek-komplek perumahan warga. Tentu bukan diburu untuk dijadikan selai. Tapi sebagai cemilan biasa karena khasiatnya yang sangat banyak. Buah nanas diketahui sangat kaya akan vitamin C. Selain itu masih banyak lagi manfaat buah nanas yang patut diketahui. Diantaranya: - Memperkuat sistem kekebalan tubuh - Mempertahankan kinerja jantung - Mencegah kolesterol - Tinggi serat - Menyehatkan tubuh Dokumen pribadi Pedagang nanas yang mangkal di komplek dan pinggir jalan Jenis nanas itu banyak sekali. Salah satunya jenis nanas madu. Nanas m...