Langsung ke konten utama

Gulali Si Manis yang Mulai Sulit di Cari

Gulali. Penganan dari pintalan gula yang dibakar ini, konon adalah cikal bakal berbagai permen yang ada saat ini. Gulali dibuat dari gula yang diberi pewarna makanan. Biasanya warna merah jambu. Gulali seperti ini dikenal dengan nama arum manis. Gulali yang paling tradisional dibuat dari gula Jawa. Gulali seperti ini bisa dibentuk sesuai keinginan.

Dokumen pribadi

Saat saya berada di Solo beberapa waktu yang lalu, dalam suasana Car Free Day (CFD), di sepanjang jalan Brigjen Slamet Riyadi, tanpa sengaja saya menjumpai pedagang gulali tradisional ini. Hebatnya, yang berjualan ini adalah anak muda. Dan gulali yang ia buat sangat kreatif sekali. Yaitu berupa wayang kulit. Ini suatu pemandangan yang langka. Sebab pedagang gulali sudah jarang ditemui akhir-akhir ini. Padahal penganan ini sudah dikenal sejak lama.

Dokumen pribadi

Penganan ini pertama kali diperkenalkan oleh William Morrison dan John C.Wharta, di St.Louis Word's Fair dengan nama Fairy Floss (Benang Peri) pada tahun 1904. Penganan ini menjadi perhatian seluruh pengunjung, karena memang baru pertama kalinya ada jenis penganan seperti itu. William dan John pun meraih keuntungan besar dari penjualan Fairy Floss. Itu sekelumit cerita tentang awal mula orang mengenal gulali.

Di Indonesia sendiri jenis gulali yang dikenal biasanya berupa gulali arum manis, gulali rambut nenek dan gulali gula Jawa. Gulali arum manis jenis gulali yang dibuat dari pintalan gula pasir yang diberi pewarna makanan. Biasanya warna merah jambu. Kalau gulali rambut nenek terdiri dari campuran gula pasir dan tepung terigu. Sedangkan gulali gula Jawa jenis gulali yang bisa dibentuk-bentuk sesuai selera.

Namun, ketiganya baik gulali arum manis, gulali rambut nenek atau gulali gula Jawa sudah mulai sulit ditemukan pedagangnya. Maka jika menemukan pedagang gulali jangan segan-segan untuk membelinya. Saat penganan ini masih ada peminatnya, tentu si pedagang akan terus membuat penganan ini. Dan sekecil apa pun yang kita lakukan sebagai pembeli, itu artinya sudah ikut melestarikan jajanan tradisional.


#HariKeduapuluhsatu
#OneDayOnePost
#SaveJajananTradisional











Komentar

  1. Jadi ingin gulali dan bola kusut hehe

    BalasHapus
  2. di tempatku masih ada, ka, dan ak suka beli, mengenang jajanan masaa kecil

    BalasHapus
  3. di tempatku masih ada, ka, dan ak suka beli, mengenang jajanan masaa kecil

    BalasHapus
  4. kemarin minggu, anak2 beli arum manis...

    BalasHapus
  5. Senyum Mas Penjualnya semanis gulali, hehe.. #gagalfokus

    Gulali bentuk wayang, sayang banget kalau dimakan,Mbak.. pengen dipajang di dinding aja, keren banget soale.. hehe.. ^__^

    BalasHapus
  6. Yang bawah itu namanya apa? Aku paling suka itu... eh tapi itu bikin wayang dari gulali? Hebat nian si mas-nya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nanas Si Buah Istimewa Lambang Kota Prabumulih

Nanas. Siapa yang tak mengenal buah satu ini? Buah yang sangat naik daun ketika bulan puasa tiba. Selain untuk dijadikan asinan, buah nanas sangat diburu pada bulan puasa karena untuk dijadikan selai. Sebagai isi dari kue nastar, kue yang wajib ada saat lebaran tiba. Namun pada hari-hari biasa, buah nanas tetap menjadi incaran warga. Terutama nanas madu yang biasa dijumpai di sepanjang jalan raya atau jalan di komplek-komplek perumahan warga. Tentu bukan diburu untuk dijadikan selai. Tapi sebagai cemilan biasa karena khasiatnya yang sangat banyak. Buah nanas diketahui sangat kaya akan vitamin C. Selain itu masih banyak lagi manfaat buah nanas yang patut diketahui. Diantaranya: - Memperkuat sistem kekebalan tubuh - Mempertahankan kinerja jantung - Mencegah kolesterol - Tinggi serat - Menyehatkan tubuh Dokumen pribadi Pedagang nanas yang mangkal di komplek dan pinggir jalan Jenis nanas itu banyak sekali. Salah satunya jenis nanas madu. Nanas m...

Sinom, Minuman Khas Surabaya Kaya Manfaat

Bagi kita yang tinggal di perantauan. Bisa menikmati kuliner khas daerahnya itu sesuatu yang sangat istimewa sekali. Rasanya seperti melepas kangen dengan si dia. Ayem, tentram rosone ati. Eaaaa.... Pokoknya begitulah. Segala upaya dilakukan agar bisa melepas kangen. Begitu juga dengan urusan kuliner. Sebisa mungkin dapat menikmati kuliner khas daerah asal. Sebagai orang Surabaya yang merantau di Jakarta, kemudian menetap di sini. Saya kerap merindukan rujak cingur, tahu campur dan lontong balap. Jenis makanan khas Surabaya yang tidak mudah ditemui. Sehingga butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Awal-awal tinggal di Jakarta sempat bingung mencarinya. Begitu sudah mengetahui tempatnya tinggal meluncur saja ke lokasi. Cukup jauh dari kediaman saya. Tetapi demi "melepas rindu" dengan makanan khas daerah asal, maka jarak bukanlah penghalang. Bukankah demikian juga saat rindu dengan si dia? Itu untuk jenis makanan. Lalu adakah jenis minuman yang juga membuat saya...

Kepincut Zuppa Soup

Saya adalah pemakan segala alias omnivora. Eits, maksudnya jenis makanan yang matang dan enak. Enak menurut lidah saya tentunya.  Sebenarnya saya lebih menyukai makanan dan jajanan tradisional. Jajanan yang memiliki kekhasan. Namun tidak menutup diri dan hati untuk mencicipi makanan ala luar negeri. Sesekali bolehlah.  Nah, salah satu jenis makanan yang pernah saya cicipi dan akhirnya jatuh suka adalah zuppa soup. Sup kental dengan lapisan pastry di atasnya. Ini adalah jenis makanan yang berasal dari Italia. Tepatnya dari Toscana, Italia. Di sana dikenal dengan nama zuppa toscana.  Pertamakali mengenal zuppa soup saat menghadiri resepsi salah satu kawan di sebuah hotel beberapa tahun yang lalu. Di salah satu sudut ruang makanan, ada banyak orang berkerumun mengantri sesuatu. Dihinggapi rasa penasaran, saya pun menghampiri dan ikut mengantri. Rupanya sedang menunggu zuppa soup.  Agak lama juga saya menunggu. Akhirnya sampai juga pada giliran saya. Ternyata h...